Selasa, 22 Mei 2012

Ciri Batik Cirebon

share

Ciri Batik Cirebon

Untuk lebih mudah mengenal batik Cirebon ada ciri-ciri khusus, yaitu ada garis tipis atau kecil yang dalam istilah batik Cirebon disebut Wit. Lebih jelasnya yang disebut Wit adalah garis kontur atau tali air atau juga lung-lungan dan sejenisnya, yang relatif kecil, tipis dan halus yang warnanya lebih tua dari warna dasar kain.

Istilah Wit ini hanya ditemukan pada batik Tembokan (Cirebon), Popokan (Jawa), yang pada saat ini hanya dapat dikerjakan oleh pengrajin batik Cirebon.

Namun demikian, harus kita akui bahwa batik jaman dulu (kuno), garis Wit tersebut banyak ditemui, walaupun batik tersebut bukan dari Cirebon seperti Pekalongan, Jawa, Madura dan lainnya. Hanya kelihatan ada perbedaan, walaupun sama-sama halus. Perbedaan ini terlihat dari cara atau teknik membatik.

Perbedaan Teknik

Adapun perbedaan tekniknya tersebut adalah teknik batik Jawa, tukang lengreng (tukang gambar) membuat garis Wit harus dobel atau kembar sehingga tukang tembok tidak perlu membuat Wit sendiri karena sudah dibatasi oleh garis kembar tersebut.

Teknik batik Cirebon : tukang lengreng tidak perlu membuat garis (Wit) kembar, cukup satu goresan saja, selanjutnya tukang tembok sendiri yang harus membuat garis Wit tersebut.

Dengan demikian tukang tembok harus memiliki keahlian khusus agar batik yang dibuat sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Sebetulnya perbedaan teknik ini tidak begitu menonjol namun ini sekedar untuk pengetahuan saja. Di samping itu perlu kiranya untuk mengenal tahapan proses pembuatan batik.

Motif Batik pesisiran : ganggengan

share


Motif batik pesisiran banyak dijumpai di daerah pesisir/pantai seperti madura, pekalongan, indramayu, dan sebagainya. Masing-masing daerah membawa ciri khas dalam motif batiknya. Lain halnya dengan Batik Keratonan yang hanya dijumpai di daerah- daerah tertentu yang memiliki Keraton seperti, Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan sebagainya. Secara umum, motif batik memiliki 2 kategori, yaitu:

 1.Batik Keratonan, yang motifnya diadopsi dari ornamen-ornamen dan situs yang berada di daerah keraton. Batik ini di dominasi oleh warna coklat/soga, hitam, dan krem. 2.Batik Pesisiran, motif batik pesisiran menggunakan flora dan fauna baik dari darat maupun laut dan warnanya cenderung terang serta berwarna-warni. Daerah pengrajin batik yang memiliki 2 kategori tersebut adalah Cirebon. Cirebon memiliki 4 Keraton (Kasepuhan, Kanoman, Keprabonan, dan Kecerbonan) dan juga Cirebon memiliki pelabuhan sehingga Cirebon memiliki Batik Pesisiran. Beberapa motif batik pesisiran adalah Ganggeng, Taman Arum, Taman Laut, Pohon Kehidupan, Piring Selampad, Kelapa Setundun, Mawar Sepasang, dan lain-lain. Setiap motif yang diciptakan memiliki makna/arti/ filosofi tersendiri. Sebagian besar filosofi tersebut akan kembali ditujukan untuk manusia sebagai cermin kehidupan. Contohnya, motif ganggeng yang termasuk ke dalam jenis batik pesisiran. Ganggeng sendiri memiliki arti yaitu ganggang laut (alga), dalam batik ini mengandung filsafah yang mana tumbuhan ganggang yang lemah lembut di dalam air berperan untuk melindungi hewan-hewan kecil laut dari predator dan penunjang kehidupan sebagai bahan pangan manusia (ikan). Maknanya bahwa dalam kehidupan kita berlaku lemah lembut bukan berarti lemah akan tetapi kita juga bisa melindungi dan berguna bagi orang lain. Sehingga orang lain akan merasa nyaman dengan adanya saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan Karena “Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain“. Sekarang kita telah mengetahui bahwa batik memiliki makna dalam setiap ceritanya. Seperti Motif batik pesisiran, batik ganggeng.

Macam Canting

share


Macam Canting



a. Menurut fungsinya

- Canting Reng-rengan

Canting reng-rengan dipergunakan untuk membatik Reng-rengan. Reng-rengan (ngengrengan) ialah batikan pertama kali sesuai dengan pola sebelum dikerjakan lebih lanjut. Orang membatik reng-rengan disebut ngengreng. Pola atau peta ialah batikan yang dipergunakan sebagai contoh model. Reng-rengan dapat diartikan kerangka. Biasanya canting reng-rengan dipergunakan khusus untuk membuat kerangka pola tersebut, sedangkan isen atau isi bidang dibatik dengan mempergunakan canting isen sesuai dengan isi bidang yang diinginkan. Batikan hasil mencontoh pola batik kerangka ataupun bersama isi disebut Polan. Canting reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal.

-.Canting Isen

Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi

polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.

b. Menurut besar kecil cucuk

Canting dapat dibedakan :

- Canting carat (cucuk) kecil.

- Canting carat (cucuk) sedang.

- Canting carat (cucuk) besar.

c. Menurut banyaknya carat (cucuk)

Canting dapat dibedakan :

- Canting cecekan.

Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil.

- Canting loron.

Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk dua,berjajar atas dan bawah, dipergunakan untuk membuat garis rangkap.

- Canting telon

Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi.

- Canting prapatan

Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Maka canting ini bercucuk empat, dipergunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujursangkar sebagai pengisi bidang.

- Canting liman

Liman dari kata lima. Canting ini bercucuk lima untuk membuat bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah cicik dan sebuah titik ditengahnya.

-. Canting byok

Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.

- Canting renteng atau galaran

Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas.

sumber: cantingbatik.wordpress.com

 

Sejarah Batik Trusmi

share

Batik mulai ada di trusmi sejak abad ke 14. suatu daerah dimana saat itu tumbuh banyak tumbuhan, kemudian para warga menebang tumbuhan tersebut namun secara seketika kemudian tumbuhan itu tumbuh kembali. Sehingga tanah tersebut dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata terus bersemi.
Asal mulanya Sultan kraton menyuruh orang trusmi untuk membuat batik seperti miliknya tanpa membawa contoh batik, dia hanya di perbolehkan melihat motifnya saja. Saat jatuh tempo, orang trusmi itu kemudian datang kembali dengan membawa batik yang telah dia buat. Ketika itu orang trusmi tersebut meminta batik yang asli kepada Sultan, yang kemudian di bungkuslah kedua batik itu (batik yang asli dengan batik buatannya/duplikat).

Orang trusmi kemudian menyuruh sultan untuk memilih batik yang asli namun sangking miripnya sultan tidak dapat membedakannya, batik duplikat tersebut tidak ada yang meleset sama sekali dari batik aslinya. sehingga sultan mengakui bahwa batik buatan orang trusmi sangat apik, tanpa membawa contoh batik yang aslinya dapat membuat batik yang sama persis.

Proses Pembuatan BATIK CaP

share

Ganggengan

share